Kamis, 27 Desember 2012

KEINDAHAN DANAU TOBA SILALAHI


IKON TOBA SILALAHI NABOLAK


SEMILIRNYA terpaan angin serasa tidak kenal henti, menelusuri ruas jalan aspal di tengah hutan. Pepohonan yang berjajar di sepanjang jalan diramaikan dengan kicauan burang yang terbang dari satu pohon ke pohon lain menjadi pemandangan yang asri. Kemudian pengunjung diperlihatkan dengan Air Biru Danau dari kejauhan,rasanya ingin cepat sampai  tujuan.


Menyusuri sepanjang jalan terlihat dari kejauhan, betapa indahnya salah satu keajaiban Tuhan Yang Maha Kuasa. Betapa merindingnya bulu kudu ini melihat indahnya kebiruan air Danau.





Segenap warga Sumatera, khususnya Sumatera Utara, mungkin harus merasa beruntung. Sebab di wilayah mereka terdapat sebuah danau dengan panorama alamnya cantik dan sulit dijumpai di daerah lain. Tradisi masyarakatnya yang unik, ikut menambah daftar keunikan alam dari danau ini. inilah Danau Toba.





Toba adalah sebuah fenomena alam yang unik dan menarik. Tak hanya pada masa kini, tapi sejak masa lampau. Keberadaan Danau Toba telah mengusik banyak peneliti geologi maupun rupa bumi lainnya sejak masa lalu. Mereka pun penasaran untuk menguak berbagai kisah ilmiah yang menyelimuti Toba yang sebagian masih menjadi misteri alam hingga kini.
Kawasan Danau Toba yang seluas sekitar 3.704 kilometer persegi berada tepat di jantung Provinsi Sumatera Utara. Secara administratif, kawasan ini terbagi ke dalam lima kabupaten di Sumatera Utara, yakni Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun, Dairi dan Karo.
Hingga saat ini ada sejumlah hipotesa yang populer terkait dengan terjadinya Danau Toba.  Tapi dari sekian kesimpulan tersebut setidaknya, terdapat 2 teori utama mengenai sejarah geologi danau ini. Pertama Danau Toba terjadi akibat satu ledakan alam yang dahsyat atau tercipta dari gabungan berbagai peristiwa erupsi gunung api.
Menurut van Bemmelen, geolog dari Belanda, terciptanya Danau Toba diawali dengan pembentukan Batak Tumor (dataran tinggi di kawasan Toba) yang berbentuk oval, seperti telur. Pembentukan kubah (dome) terjadi akibat sebuah pengangkatan hingga 2.000 meter. Hal ini ditunjukkan oleh bukit-bukit di sekitar Danau Toba sekarang ini, yaitu G. Sibuatan di sisi barat laut, G. Pangulubao di timur, G. Surungan di tenggara dan G. Uludarat (2.157 m) di barat. Sementara, Danau Toba sendiri adalah eks kaldera vulkanik (gunung api) yang tercipta dari sebuah letusan sangat dahsyat.
Abu dari letusan gunung raksasa Toba konon terbawa hingga wilayah Malaysia dan India. Hal itu, dibuktikan dengan dijumpainya mineral yang sama di sekitar Danau Toba dengan yang ada di kedua wilayah, bahkan di dasar lautan India Timur dan perairan Teluk Bengal.
Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University menyimpulkan bahwa danau Toba terjadi aktivitas supervolcano – letusan yang amat besar. Akibat letusan tersebut hanya sedikit binatang dan tumbuhan di Indonesia yang selamat. Hal ini dibukti dari penelitian yang dilakukan.
Tak hanya menarik bagi peneliti alam semesta, Danau Toba juga menarik bagi pencinta keindahan alias wisatawan. Lereng-lerengnya curam dan rupa bumi yang terbentang menjadi daya tarik utama dari tempat ini. ragam alas an diatas hanya sebagian dari jutaan alasan lain yang akhirnya membawa saya menuju Danau Toba.






Dari kota Medan yang telah menggeliat, pagi itu, saya melaju kearah barat menuju Berastagi. Dari sana, saya bergerak ke utara menuju ke kota Kabanjahe dan berhenti di Tiga Panah lalu ke Merek yang berada persis di bibir Danau Toba. 4 jam adalah waktu yang diperlukan untuk trip itu.
Rute yang saya lewati ini sebenarnya hanyalah satu dari beberapa rute yang bisa dilalui. Ada dua rute untuk menuju Danau Toba Silalahi Nabolak, pertama dari Merek itu sendiri yang kedua dari merek terus menuju ke Sidikalang Kab. Dairi. Rute ini memang telah menjadi rute favorit para wisatawan yang ingin menuju Toba. Sayangnya, walau telah menjadi jalur utama bagi pariwisata di Sumut. Di sisi lain, kendaraan yang melalui rute ini bukan hanya kendaraan kecil, tapi juga truk-truk berukuran besar ke Lintas Sabulusalam NAD. Ditambah lagi dengan kontur jalan yang curam sehingga membuat perjalanan ini agak beresiko.
Akan tetapi, kekhawatiran itu berangsur lenyap, tersapu oleh sejuknya alam pegunungan panorama alam yang menyejukkan mata, kala mendekati Danau Toba Silalahi Sabungan.
Danau Toba Silalahi Sabungan telah lama menjadi daerah transit atau bahkan lokasi liburan bagi wisatawan lantaran letaknya yang hanya sejengkal dari Toba atau Samosir. Suasana kota ini lebih “hidup” dibanding kota yang dilintasi sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya hotel-hotel modern, restoran, dan toko-toko suvenir yang berjajar di sepanjang jalan.

( http://www.metrowisatasumut.blogspot.com ).
 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar