TAMAN WISATA IMAN
PINTU GERBANG TWI
TAMAN
Wisata Iman (TWI) Kabupaten Dairi dibangun pada akhir rahun 1990-an,
memiliki,luas wilayah 10 hektare (ha) yang sebelumnya merupakan areal hutan
alang-alang, kini berubah menjadi tempat sakral. Lokasinya yang berada di atas
tanjakan dikelilingi hutan pinus dan menjadi maskot ibukota Kabupaten Dairi,
Sidikalang.
Taman Wisata Iman berada dalam Kota
Sidikalang pada ketinggian puncak perbukitan membentuk aksara. “S”,
Sitinjo dan berlatar belakang nun jauh di sana Kota Sumbul yang dikelilingi
ribuan hektare areal persawahan padi petani yang tampak menguning.
Awal memasuki areal TWI Dairi disertai semilirnya angin pengunungan,
layaknya mengelus wajah ketika kita berdiri, disambut gerbang empat pilar agama
di Indonesia. Di sisi miniatur terkesan inilah naturalisme karunia Ilahi yang
tiada bandingannya. Kemudian pandangan mata, menyapu rentetan miniatur religius
Buddha, Kristen, Hindu berlatar belakang lembah dan hutan pinus, seolah merangkaikan
kata-kata, “Indahnya Hidup Berdampingan”.
Kemudian disambut keberadaanm Kuil
Sadhayana kompleks Buddha. Kuil ini, pernah diramaikan dengan perayaan Waisak
yang dihadiri 1.500 umat Buddha, tidak saja umat Buddha dari Sumatera Utara,
tetapi juga dari Pulau Penang, Malaysia.
Wisatawan Buddha asal Malaysia,
menyatakan kekagumannya dengan bentuk Vihara WTI Dairi, disebutkan lokasi ini
sangat sulit ditemukan. Apalagi menurut keyakinan Buddha, betapa Buddha Maha
Agung Sidharta Gautama dilahirkan di hutan pinus. Keberadaan Kuil Sadhayana di
TWI Dairi merupakan mukjizat dan memiliki keistimewaan tersendiri.
Stupa dan beberapa ornament vihara sengaja
didatangkan dari India mau pun China. Sedangkan patung Maha Agung Sidharta
Gautama terbuat dari batu gunung dikerjakan di Prumpun dekat Semarang, Jawa
tengah. Vihara TWI Dairi akan menjadi pusat ibadah Buddha bagi pewisata dari
dalam dan mancanegara. Kompleks vihara akan dijaga para Biksu untuk melayani
umat Buddha untuk beribadah.
PERJALANAN YESUS
SEMILIRNYA terpaan angin serasa tidak kenal henti, menelusuri ruas jalan aspal di tengah hutan pinus. Pohon cherry yang berjajar di sepanjang jalan diramaikan dengan kicauan burang yang terbang dari satu pohon ke pohon lain menjadi pemandangan yang asri. Kemudian pengunjung diperlihatkan pada patung Abraham yang menghunuskan pedang untuk menyembelih putranya.
Patung Abraham, merupakan miniatur
sumbangan para camat se-Kabupaten Dairi, Sebagai gambaran kesetiaan anak
terhadap sang ayah. Setidak-tidaknya terdapat 14 miniatur patung yang
menggambarkan Yesus Kristus sejak kelahirannya hingga ia disalibkan, memiliki
makna religius dan pesan-pesan agamais terhadap penganutnya.
Bukit
Golgota dengan 3 salib setinggi 15 meter menjadi tempat paling ramai dikunjungi
para peziarah umat Kristiani. Tepat di bawah salib yang terlihat jelas dari
Kota Sidikalang mau pun Kota Sumbul, tampak patung Bunda Maria berada di dalam
gua. Vas bunga di kaki patung tidak pernah kosong, selalu diisi peziarah.
Jalan menurun dengan miniatur jembatan membelah dua sungai, Lae Pendaroh
bangunan gereja megah dan asrama penginapan, merupakan tujuan akhir peziarah
untuk memanjatkan doa.
Jalan
masih menanjak sebelah kiri berdiri Pura Hindu, pura dengan ornament khas Bali
dan Hindu Tamil, India. Letaknya sangat strategis. Bila melepaskan pandangan
mata, masih terasakan desiran angin menjurus ke Kota Sumbul. Ketika
berdiri di antara dua pilar ornamen Bali, tatapan mata bagai tertahan
menyaksikan nun jauh di sana, Bukit Barisan nan hijau.
KABAH DAN MASJID
MEMASUKI kompleks Islam disambut keberadaan
menara Masjid Madinah, Ka’abah dan bangunan asrama penginapan. Areal
lapangan yang tidak jauh dari bangunan ornamen tersebut, sering digunakan untuk
acara keagamaan. Lapangan ini juga sering digunakan sebagai lapangan pendaratan
pesawat helicopter, tidak saja para pejabat tetapi juga tamu-tamu dari
luar negeri. Lapangan uni juga dapat digunakan acara manasik haji. Perwiritan
dari perayaan keagamaan antaranya, Musabaqah Tilawatil Qur’an mau pun khatam
Qur’an..
Di dalam lokasi TWI Dairi, tersedia bangunan
penginapan dengan 17 kamar. Tiap kamar bisa menampung untuk kapasitas 6 orang.
Penginapan ini juga dipersiapkan untuk bisa digunakan untuk pengobatan dan
penyembuhan secara mental penderita narkoba.
NABI NUH DAN KAPALNYA
Berdirinya TWI Dairi yang sebelumnya
merupakan areal hutan alang-alang yang kemudian berubah menjadi sentra wisata
religius, dimungkinkan keterpaduan bantuan dari PTPN, pengusaha, BUMN mau pun
dari kalangan perbankan, khususnya Bank Sumut. Sementara sumbangan pribadi,
antaranya dari Taufik Kiemas dan Togar Sianipar.
Banyak
kalangan mengatakan, betapa lokasi TWI Dairi ini sangat spektakuler.
Pesan-pesan khusus dari lokasi ini mengisyaratkan, betapa indahnya hidup
berdampingan, keragaman agama pada bangsa Indonesia, menjadi kekuatan jika
bersatu-padu. Intinya, dengan saling menghormati dan menghargai antar sesamanya
merupakan modal dasar terbinanya persatuan dan kesatuan yang kuat dan kukuh.
(
Taman Wisata Iman Dairi Kabupaten Dairi – Sumatra Utara – Indonesia )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar