Jumat, 04 Januari 2013

SILSILAH RAJA SILALAHI SABUNGAN

SILSILAH RAJA SILALAHI SABUNGAN
TUGGU RAJA SILALAHI SABUNGAN

 Raja Silahisabungan, ketiga pendekar ini juga tidak luput menuliskan garis-garis tarombo yang tentunya ini sangat bernilai dan patut diacungi jempol. Secara umum, dari ketiga tulisan pendekar tarombo sangatlah klop alias singkron. Walaupun ada perbedaan hanya mungkin akibat redaktur dan teks yang belum bersesuaian. Berikut adalah tarombo keturunan RAJA SILAHISABUNGAN dalam buku PUSTAHA BATAK karya WM. Hutagalung Pangururan Januari 192, pada halaman 250 tertulis : 1. SIHALOHO ( LOHORAJA) 2. SITUNGKIR ( TUNGKIRRAJA ) 3. SONDI ( SONDIRAJA ) 4. SIDABUTAR / SINABUTAR ( BUTARRAJA ) 5. SIDABARIBA / SINABARIBA ( DABARIBARAJA ) 6. SIDEBANG / SINABANG ( DEBANGRAJA ) 7. PINTUBATU ( BATURAJA ) 8. TAMBUN ( TAMBUNRAJA) Dalam buku PUSTAHA BATAK “Tarombo dohot Turi-turian ni Bangso Batak” WM Hutagalung, pada halaman 255 ditulis bahwa Datu Naboratan meninggal dan dikuburkan di Pangururan Samosir.
 Datu Naboratan adalah keturunan Raja Parmahan Silalahi di Balige. Keempat anak Raja Parmahan Silalahi ialah Sinaloho, Sinagiro, Sinabang dan Sinabutar. Datu Naboratan adalah anak dari Sinabang. Keturunan Raja Parmahan Silalahi alias Raja Bunga-bunga saat ini telah diabadikan berupa sebuah TUGU RAJA PARMAHAN SILALAHI di Balige, Sumatera Utara. Dalam paragraf ke 3 hal 255 PUSTAHA BATAK berbunyi: Sian i lao muse ibana (Red. Datu Nabaratan) tu Pangururan Samosir jala mambuat boru disi. Maringangan ma ibana disi. Tubu dope anakna disi. Margoar ma ibana muse disi “Ompu Lahisabungan”. Mate jala tartanom disi ma ibana. Yang artinya : Dari situ, Datu Naboratan kemudian menuju Pangururan. Datu Naboratan kemudian menikah dan tinggal di Pangururan, tepatnya sekarang di tanah Lumban Silalahi. Datu Naboratan kemudian memiliki anak ( Sibursokraja) dan kemudian Datu Naboratan digelari Ompu Lahisabungan. Ompu Lahisabungan kemudian meninggal dan dikuburkan di Pangururan, Samosir.


 
( Note : Namun suatu keanehan terjadi, berkisar pada tahun 1972, oleh ulah oknum Silalahi tertentu kemudian makam dan nama Ompu Lahisabungan berubah menjadi Ompu Silahisabungan dan makam Datu Naboratan alias Ompu Lahisabungan menjadi Makam Ompu Raja Silahisabungan. Sampai hari ini, hal ini kemudian menjadi perdebatan karena kelompok Pangururan/Tolping bersikukuh dan tidak membenarkan keberadaan Tugu Makam Raja Silahisabungan dan Tarombo di Silalahi Nabolak. Konon kelompok Silalahi Raja bersikukuh bahwa mereka adalah anak Raja Silahisabungan di Samosir dan ini dianggap tidak relevan oleh semua keturunan Raja Silahisabungan diaspora Silalahi Nabolak. Demikian halnya dari tulisan ke tiga pendekar ini tidak sedikitpun menyinggung atau menyiratkan keberadaan Silalahi Raja dalam tarombo keturunan Raja Silahisabungan ).


 
 Namun sebahagian keturunan Sibursok Raja keturunan Datu Naboratan sudah memperbaiki dan menggariskan tarombo keturunan mereka menjadi : RAJA SILAHISABUNGAN > SONDIRAJA >RUMASONDI > RAJA BUNGA-BUNGA > SINABANG > DATU NABORATAN ALIAS OMPU LAHISABUNGAN > SIBURSOK RAJA > mereka adalah Silalahi dari Pangururan. Kemudian ialah seorang bule JC. Vergouwen 1927 – 1933. JC Vergouwen menulis tarombo RAJA SILAHISABUNGAN sebagai berikut :
1. SIHALOHO ( LOHORAJA )
2. SITUNGKIR ( TUNGKIRRAJA)
3. SONDI ( SONDIRAJA )
4. SINABUTAR ( BUTARRAJA )
5. SINABARIBA ( DABARIBARAJA )
6. SINABANG ( DEBANGRAJA )
7. PINTUBATU ( BATURAJA )
8. TAMBUNAN ( TAMBUNRAJA)

Kemudian ialah Richard Sinaga menulis dalam bukunya pada halaman 207 Bagan 57 seperti ini :
 1. LOHORAJA /SIHALOHO ( LOHORAJA )
2. TUNGKIRRAJA/SITUNGKIR ( TUNGKIRRAJA)
3. SONDIRAJA ( SONDIRAJA )
4. BUTARRAJA/SINABUTAR ( BUTARRAJA )
5. DEBARIBARAJA/SINABARIBA ( DABARIBARAJA)
6. DEBANGRAJA/SINABANG ( DEBANGRAJA )
7. BATURAJA/PINTUBATU ( BATURAJA )
8. TAMBUNRAJA/TAMBUNAN ( TAMBUNRAJA)



 

Pada Tugu Makam RAJA SILAHISABUNGAN tertulis (diabadikan) tarombo keturunan RAJA SILAHISABUNGAN ialah sebagai mana berlaku dan umum diletahui oleh keturunan RAJA SILAHISABUNGAN sampai masa ini ialah :

PERTAMA : RAJA SILAHISABUNGAN, memiliki 2 istri yaitu :
1). PINGGAN MATIO BORU PADANG BATANGHARI.
2). SIBORU NAILING BORU NAIRASAON.

KEDUA : RAJA SILAHISABUNGAN mendapatkan 8 anak laki-laki dan 1 perempuan, yakni :
1). LOHO RAJA beristrikan RANIMBANI BORU PADANG BATANGHARI
2). TUNGKIRRAJA beristrikan PINGAN HAOMASAN BORU SITUMORANG.
3). SOND RAJA beristrikan SIBORU NAGOK BORU SIBORO.
4). BUTARRAJA beristrikan LOGUMORA BORU SAGALA.
5). DABARIBARAJA beristrikan SAHAT ULI BORU SAGALA.
6). DEBANGRAJA beristrikan SIBORU PANAMEAN BORU SAGALA.
7). BATURAJA beristrikan BUNGA PANDAN BORU SINAGA.
8). TAMBUNRAJA atau SIRAJA TAMBUN beristrikan PINTA HAOMASAN BORU MANURUNG.




Kemudian putri sematawayang RAJA SILAHISABUNGAN bernama DEANG NAMORA namun ia tidak menikah sampai pada akhir hayatnya.


( Susandar Rere : http://www.metrowisatasumut.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar